Wednesday 29 March 2017

Ultah Kelima, Bonek Malaysia gelar mini turnamen futsal

Assalamualaikum. Wr. Wb.
Tepat 25 Maret 2017 lalu, Bonek Malaysia berusia lima tahun. Kumpulan yang terbentuk saat pertandingan Negeri Sembilan versus Persebaya lima tahun silam itu rupanya punya hajat yang berbeda dari sebelumnya. Yaitu mini turnamen futsal antar suporter Indonesia di Malaysia.
Didik Purnomo, Ketua Pelaksana, mengatakan bahwa untuk event kali ini Bonek Malaysia ingin membuat sesuatu yang berbeda dari tahun sebelumnya. Hingga akhirnya semua anggota Bonek Malaysia sepakat untuk membuat mini turnamen ini dengan mengundang komunitas suporter tanpa dipungut biaya.
Sebanyak delapan tim futsal mendaftarkan diri sebagai peserta. Mereka berasal dari berbagai komunitas suporter yaitu Ultras Gresik Malaya, Kediri XTreem Malaya, Viking Malaysia, K-conk Malaysia, Ronggo Mania Malaysia, dan sejumlah komunitas WNI yang bekerja di Malaysia.
”Tidak ada tujuan lain dalam inisiatif ini selain mempererat tali silaturahmi dengan komunitas suporter Indonesia di Malaysia sesuai dengan jargon Bonek yaitu Seduluran Selawase. Dan semua sepakat untuk menamainya Bonek Malaysia Cup.” kata bujangan asal Ngawi ini.
Mini turnamen ini akhirnya dijuarai oleh Ronggo Mania setelah mengalahkan komunitas suporter WNI diakhiri dengan pemotongan tumpeng sambil beramah tamah antar suporter membicarakan persiapan menyambut Sea Games Kuala Lumpur 2017 yang dihelat Agustus mendatang.
Terima kasih dan Wassalamualaikum. Wb.Wb
Photo session sebelum acara dimulai.

Tuesday 7 March 2017

Guangzhou ramah untuk muslim


Asssalamualaikum Wr. Wb. & Selamat Malam semuanya…

Kali ini entry saya akan berbagi cerita tentang pengalaman selama melancong beberapa hari di Guangzhou, China. Namun saya tidak akan ulas dalam day by day journey, tapi lebih kepada spot/item yang penting/menarik dan bisa menjadi pilihan kamu bila berniat pergi ke Guangzhou. Karena kemarin saya ke Guangzhou dalam rangka ada kerjaan, jadinya tidak bisa terlalu berpetualang. Oh iya, Sorry kalo entry-nya agak telat beberapa hari dari hari kepulangan.

Bismillah. Langkah awal yang perlu kamu persiapkan jika kamu WNI adalah Visa. Kalo Visa sudah OK, next adalah uang saku RMB (yuan) dan baju selama di China. Di China banyak sekali beredar uang palsu, jadi lebih baik jika kamu menukarkan duit ke RMB di negara tempat kamu berangkat walaupun sebenarnya kalo kamu melakukan penukaran di China lebih untung, dengan catatan kamu paham banget mengenali uang palsu saat sudah berada di China nanti. Pilihan ada di tangan kamu, mau untung atau mau resiko rugi.
Sering-sering melakukan check currency di website biar bisa membaca fluktuasi kurs Yuan.

Soal baju. Karena saya datang pada bulan Februari, jadi masih berada dalam sisa sisa musim dingin yang sedang bertransisi ke musim semi. Saya hanya membawa 1 jaket dan beberapa baju jersey karena ringan timbangannya dibawa di dalam tas. Jangan lupa bawa sepatu dan sandal, kaos tangan, tas punggung (untuk shopping), serta makanan cepat saji (mie cup, roti, abon, sambel pecel) jika kamu agak anti makanan selain makanan Nusantara.
Suhunya mencapai 9 derajat celcius. Dingin ga menurutmu??

Seperti biasa, saya selalu menggunakan website third party untuk membeli tiket pesawat (pulang pergi) & akomodasi (hotel 6 hari 5 malam) yaitu tr*veloka. Menggunakan maspakai Udara Asia, saya mengudara dari KLIA2 tepat pukul 05.30. Lama perjalanan berdurasi 4 jam 15 menit itu saya lalui dengan tidur, dan diakhiri dengan sarapan nasi dagang & teh hangat beli di dalam pesawat. Yes!! Alhamdulillah kami mendarat mulus tepat pukul 09.45 waktu Guangzhou.
 Setahu saya, flight ke China memang jarang sepi. Saya selalu memilih untuk masuk paling terakhir karena males berdiri antri dan bisa memperhatikan seat yang belum terisi di dalam pesawat semisal saya ingin pindah seat.
 Mayoritas sih warga keturunan China yang pergi.
 Pemandangan China dari atas, kebanyakan perumahan mereka tumbuh ke atas alias apartemen alias rumah susun.
 Arrival departure di Baiyun International Airport cukup jauh. Kalo bisa kamu harus jadi orang yang terdepan saat turun untuk menghindari antrian imigrasi dan scanning luggage.
 Panjang banget kan lorong antriannya hehe, petugas imigrasi China bukan orang yang jenis banyak tanya. Dia akan betul betul melihat wajah kamu dan photo kamu di passport dan Visa. Jangan lupa minta arrival card di dalam pesawat ya.
Yang ini adalah tempat pengambilan luggage. Tidak terlalu lama untuk menunggu luggage keluar.

Tidak ada perbedaan waktu antara Kuala Lumpur dan Guangzhou. Banyak teman-teman saya yang bertanya “ngapain kamu ke Guangzhou? kan susah banget nyari tempat makan dan solat?”. Pertanyaan itu memang juga pernah terbesit dalam benak saya sebelum saya mencari cari info di internet mengenai tempat-tempat makan dan masjid di Guangzhou. Berbekal referensi dari internet, saya yakin kalo Guangzhou tidak seperti yang mereka bayangkan. Ok deh, saya numbering aja ceritanya biar simple.

1. Simcard
Mendarat di Baiyun International Airport kamu akan mendapat akses wifi gratis. Jadi jangan membeli simcard di aiport karena mahal yaitu 150 Yuan untuk 1 GB tanpa pulsa di dalamnya. Dan prosesnya juga tidak seperti Indonesia ataupun di Malaysia. Kamu harus difoto dulu menggunakan mesin pendaftaran yang mereka punya. So, belilah di luar airport saja, karena harganya bisa setengahnya yaitu sekitar 70 Yuan.
Akan banyak kiosk taxi yang juga menjual simcard, jangan terpancing untuk menggunakan jasa taxi ini dan juga membeli simcardnya, daripada menyesal tahu harga di luar airport.

2. Kereta Api Dalam Kota Guangzhou (Metro)
Nah jika sudah melalui scanning. Maka kini saatnya mencari transportasi ke hotel. Saya sarankan dari airport kamu beli saja Metro Card (kartu kereta api), beli kartunya saja 50 Yuan dan beli isinya (creditnya) cukup 50 Yuan (bagi saya cukup untuk 1 minggu). Stasiun Metro ini ada dibawah airport. 
Pojok kiri atas adalah simcardnya dan pojok kanan (gambar cartoon one piece) atas adalah kartu kereta api metro. Yang di tengah adalah peta stasiun metro sebagai referensi kamu selama berkelana dengan kotak besi di Guangzhou.
Inilah mesin pembelian kartu Metro, prosesnya cepat dan tulisannya pakai bahasa China haha.
Saya isi 100 Yuan, sampai mendarat di Malaysia masih ada sisa sekitar 50 Yuan.
Untuk ke hotel, saya memerlukan kereta api dengan jalur berwarna kuning. Ini adalah platform di bawah tanah.
Ga jauh beda dengan KTM di Malaysia.
Ramai juga kan?
Luas dan bersih untuk ukuran yang negara yg jumlah penduduknya terbanyak.
Suasana stasiun saat pulang kerja di kereta api berjalur ungu.
Saya tambahin fotonya biar makin jelas hehe...
3. Taxi
Dimana mana airport taxi memang mahal, tapi kalo di Baiyun kamu harus tahu taxi apa yang akan kamu naiki. Ada taxi sedan, ada taxi van, dan ada taxi APV. Harganya jelas berbeda. Silahkan naik taxi kalo memang punya pertimbangan lain, misalnya jumlah penumpang yang banyak, jumlah tas/koper yang banyak. Jadi bisa patungan sama teman teman yang lain. Oh ya, ada juga supir supir nakal yang tidak mau menggunakan meter atau argo. Jadi pastikan kamu tanya si supir sebelum naik.
Nah ini daftar harganya. Ada banyak counter taxi di airport, kalo perlu check one by one untuk tahu mana yang lebih murah. Tapi rasanya harganya akan sama hehe.
Kalo mau naik taxi online, akan keluar begini di apps kamu. Jangan ditungguin, ga bakalan datang. haha
Di China, supirnya di sebelah kiri. Mobilnya merk lokal, entah apa namanya. Lupa haha
Tuh kan 300 Yuan notanya.
 Nah ini taxi limo-nya, harganya 300 Yuan dari airport ke hotel saya. Supirnya pakai Jas dan mobilnya jenis APV. Jaraknya sekitar 15KM atau kurang lebih 20 menit.
Ini contoh taxi sedan, di dalamnya terdapat kerangkeng untuk menyelamatkan supir dari serangan penumpang yang berniat jahat. Kayak mobil polisi ya? hehe
Pemandangan Guangzhou dari jalan tol.

4. Jia Mei Hotel, Guangta Road
Hotel ini recommended banget untuk kamu yang proper backpacker. Sekitar 500 meter dari Stasiun Metro Ximenkou. Letaknya tepat di depan Masjid Huaisheng. Berada di kawasan kampung muslim China, dan diapit oleh restoran halal serta supermarket halal. Tidak jauh dari pusat perbelanjaan grosir. Ada deposit 100 Yuan. Free Wifi. Tidak ada fasilitas kolam renang dan breakfast. Bookingnya saya sarankan melalui website third party, terserah apapun namanya.
Ini alamatnya, silahkan di googling sendiri.
 Nampak dalam keseluruhan.
 Kamar mandinya, ada air panasnya kok. Tenang aja.
 Lobby, kadang banyak banget kardus diletakkan disini, mungkin milik tamu yang juga memborong barang di Guangzhou. Ada komputer gratis kalo mau pakai.
Nampak luar hotel. 4 lantai dan ada liftnya. Kalo di Eropa tidak selalu ada. Sebelah kiri ada restoran halal dengan menu Arab, Pakistan, India, & Arab.

5. Sepeda Online
Karena saya punya teman yang berdomisili di Guangzhou, jadi dialah yang menyewakan saya sepeda. Setahu saya ada 3 perusahaan (warna oranye, kuning, biru) yang menyewakan sepeda online ini. Untuk menyewanya, user harus download appsnya lalu melakukan pendaftaran dengan meng-upload visa ijin tinggal, visa kerja serta gambar passport. Proses verifikasinya memerlukan waktu paling cepat 24 jam oleh developer apps. Harga sewanya 1 Yuan/jam. User harus memasukkan deposit minimal lalu akan di-deduct dari deposit tersebut. Di Guangzhou, sepeda disediakan jalur khusus, jadi tidak perlu takut tertabrak kendaraan bermotor. Pastikan kamu tidak berjalan di jalur sepeda, karena sebagian dari ada yang ngebut.
Cukup scan barcode yang ada di sepeda ini melalui aplikasi yang ada di HP, lalu nanti akan muncul password untuk membuka kunci sepeda ini.
Setelah dipakai, jangan lupa kunci sepedanya, kalo tidak dia akan memakan pulsa kamu.

6. Stadium Tianhe
Penggemar Bola jangan sampai tidak datang ke stadion ini atau nonton pertandingan Guangzhou Evergrande. Namun untuk beli tiketnya menurut saya agak susah, kalo beli online harganya 140 Yuan pada kelas ekonomi. Pada saat hari pertandingan, kamu harus menunjukkan Tiket dan Identitas diri (KTP/Passport) kepada petugas/polisi yang berjaga di baricade luar stadion. Setelah itu baru kamu hanya menunjukkan tiket kepada petugas tiket. Kamu juga bisa beli official merchandise di toko resmi di dekat stadion. Kalo mau kesini naik Metro aja, nama stasiun kereta apinya Tianhe Sports Center.
Kalo tiket di calo harganya bisa sampai 700 Yuan, dan kamu juga beresiko ditangkap polisi. Diluar stadion juga banyak pedagang kaos bukan ori. Harganya dibandrol 30 Yuan.

7. Pasar Grosir Pakaian Balita
Nah kini saatnya ngomongin Shopping. Kesini cukup naik kereta api Metro saja, turun di stasiun Zhongshanba lalu keluar di Exit A. Sekeluarnya, kamu akan disambut oleh bangunan yang mendisplay pakain balita. Menurut pengamatan saya, lebih dari 200 toko yang menjual pakaian Balita, mulai dari lantai dasar sampai lantai 2. Desain bajunya bagus & lucu, saya sendiri sampai bingung mau beli di toko yang mana hehe... Di belahan dunia manapun, harga grosir akan jauh lebih murah daripada harga retail. Kalo beli dengan kuantiti kecil (retail price) ya harus pandai menawar, kalo tidak ditawar ya harganya tidak jauh beda dengan di Jakarta atau di Malaysia.

Bersih dengan desainnya up to date banget.
Baju seperti ini harganya 20 Yuan = RM13 = Rp.38ribu. Kainnya cotton dan tebal.

8. Pasar Grosir Syal (Scarves/Syal)
Kudung Kotak, Syal, & Aksesoris Perempuan disinilah tempatnya, di Wanfu Lu. Lu artinya Jalan atau Road. Jadi naik Metro, turun di Beijing Lu dan ambil Exit A, lalu telusuri jalan Wanfu Lu ke arah kanan, kira kira anda perlu berjalan sekitar 500 meter untuk menemukan pasar ini di sebelah kanan anda, dan tidak perlu menyeberang jalan. Membeli dengan harga grosir akan lebih murah, juga melayani pembelian eceran hehe...
Ini penampakan salah satu tokonya

9. New Asia International Electronics & Digital City.
Mungkin tempat inilah yang paling dicari cari oleh para pelancong di Guangzhou, pusat aksesoris HP terbesar. Ada 24 tingkat/lantai. Tempatnya orang kulakan aksesoris, bahkan si penjual bisa membantu anda untuk mengirimkan ke negara asal anda. Tapi tetap kudu waspada, jangan sampai membayar lunas barang barang yang anda beli, karena kadang barang orderan anda tidak sesuai dengan jumlah yang anda pesan, jadi letaklah deposit dahulu. Untuk kesini naik Metro saja, turun di stasiun Culture Park dan ambil Exit A dan berjalananlah sekitar 200 meter ke arah kiri. Oh ya, semua pusat grosir di Guangzhou akan buka pada pukul 10 pagi dan tutup pada pukul 6 sore. Ingat itu!!
Foto saya ambil sebelum pukul 10, masih sepi. Jalan saja ke kiri saat keluar dari pintu masuk dan sebrangi jalan, kamu akan menemukan berbagai restoran halal, baik India maupun China Muslim.
 
Contoh barang powerbank yang designnya colourfull dengan harga sekitar RM40 = Rp120ribu. Masih banyak dagangan yang lain yang tidak saya foto dan upload.
Biaya sewa kiosk sebesar ini di lantai dasar senilai 10ribu Yuan/bulan = RM6500 = Rp.19juta.

10. Beijing Lu
Buat yang suka shopping barang branded, silahkan datang kesini. Tapi ini barang brandednya China hehe. Bisa dibilang kayak Bukit Bintang-nya Malaysia atau PIM-nya Jakarta. Banyak pasangan muda mudi China yang pacaran disini, banyak juga penipu yang berjualan jam tangan palsu tapi tidak membawa barang dagangannya. Di tengah shopping kompleks ini terdapat cagar alam Jalan Asli pada zaman dinasti ratusan tahun yang lalu. So, naik aja Metro lalu turun di stasiun Beijing Lu dan ambil Exit B. Lalu berjalan kearah kanan dan telusuri jalan Beijing Road hingga menemukan shopping kompleks ini.
Beginilah pemandangan Beijing Lu di pagi hari.
Jika kamu kesini pada malam hari akan lebih Indah dan meriah, karena lighting lampion.
Narsis dulu hehe...
11. Canton Tower
Katanya sih tower tertinggi di Guangzhou, sekitar 600 meter (2000 feets). Banyak pelancong yang datang kesini baik lokal ataupun internasional. Di depannya juga ada Hop On Hop Off Bus yang beroperasi mulai jam 9 pagi sampai jam 7 malam. Sayang saya ga sempat naik busnya. Saya tidak naik & masuk ke dalam tower ini, tidak berminat dan buang buang duit saja hehe. Kesini pun juga cukup naik Metro, turun di Stasiun Canton Tower dan ambil Exit B. Saat kamu keluar, maka Canton Tower ada dibelakangmu. Namun pada petang hari, Metro jurusan ini akan sesak penumpang.

Tower ini berbentuk seperti spiral, dan lightingnya akan berubah ubah. So, its better if you come here on evening or night.
12. Makanan
Ngomongin makanan di Guangzhou, kamu tidak perlu khawatir. Bila kamu doyan nyemil, bisa bawa dari rumah atau beli biskuit di supermarket muslim. Banyak produk makanan ringan dan mie instan buatan Indonesia dan Malaysia juga. Atau juga kamu bisa cari restoran halal disana, mulai dari restoran China muslim sampai Restoran India, Arab, Pakistan, bahkan Indonesia. Tapi kalo restoran SELAIN milik China Muslim biasanya harganya AGAK MAHAL. Kalo mau irit ya makan di restoran China Muslim yang menunya semuanya mie buatan sendiri juga nasi goreng, harga di sekitar 8 Yuan. Sedangkan untuk air mineral botol kecil sekitar 3 Yuan. Gugling aja mengenai restoran halal di Guangzhou, kamu akan menemukan banyak pilihan.
Ini contoh biskuit halal buatan Malaysia, harganya ya lumayan mahal, sekitar 12 Yuan. In case kalo kelaparan di jalan atau tengah malam ya mau tidak mau harus prepare biskuit.
Porsinya jumbo, mangkoknya bisa buat mandiin bayi. Harganya murah, rasanya kaya mie ayam cuman ayamnya masih di pasar haha... ini harganya 8 Yuan, letaknya di sebelah Beijing Lu Temple.
Nasi Briyani lauk Kari Ayam kalo di pedagang emperan gini harganya sekitar 30 Yuan. Ini letaknya di Guangta Road di dekat hotel saya.
Teh tarik, harganya lumayan juga hehe. 8 Yuan - 24 Yuan. Mending beli makan daripada beli minum haha... Ini foto kawan saya yang bekerja di Restoran Hala di Beijing Lu. Orangnya ada di dalam gambar sebelum ini (atas).
 Teh tarik yang model beginian ini yang 12 Yuan.
Makan berdua di restoran India, dengan display menu seperti ini sekitar 166 Yuan.

13. Masjid
Di Guangzhou ada 4 Masjid. Karena waktu saya terbatas, saya hanya mampu mengunjungi 2 Masjid saja yaitu Huaisheng Mosque dan Xianxian Mosque (Saad bin Abi Waqas). Sedangkan Xiaodongying Mosque dan Haopan Mosque terpaksa harus dikunjungi pada trip selanjutnya (In Shaa Allah).  Nah kalo mau mudah mencari makanan halal, datanglah ke daerah 4 masjid ini, selalu ada restoran halal di sekitarnya.  Baiklah, mari kita simak.
Tapi sebelum ke Masjid, perhatikan jadwal Solat di Wilayah Guangzhou dan sekitarnya hehe... Sumber : Jam dinding Takmir Masjid Huaisheng

A. Masjid Huaisheng
Kononnya masjid ini adalah masjid tertua di Guangzhou, lebih detailnya kamu bica baca di google. Untuk ke masjid ini, naik saja kereta api Metro turun di Stasiun Ximenkou dan ambil Exit B. Kemudian bisa bertanya kepada toko disekitar situ untuk bertanya dimana letaknya itu Masjid, kira kira 500 meter dari pintu Exit B. Jangan ragu ragu untuk masuk, karena memang pintunya kecil dan ada penjaga di dalam posnya.

Siang hari, moment setelah Sholat Jumat. Diperkirakan tidak kurang dari 500 jemaah setiap Sholat Jumat di masjid ini.
 Ini adalah tower Masjid, tapi adzan tidak dikumandangkan dari speaker menara ini. Setiap hari adzan hanya dikumandangkan tanpa pengeras suara di halaman masjid oleh bilal. Hanya waktu Sholat Jumat saja mempergunakan  sound system, itupun tidak nyaring hingga keluar pagar masjid.
 Tidak ada AC, adanya malah pemanas ruangan di dalam masjid.
 Gambar diambil saat Sholat Subuh, biasanya jemaah yang hadir hingga 2 shaff.
Ini Warga lokal yang mencoba berwajah Indonesia hehe...
Ini adalah gate Masjid. Foto diambil setelah selesai Sholat Jumat. Meriah kan??

B. Masjid Xianxian (Saad bin Abi Waqas)
Ini Masjid yang paling terkenal di Guangzhou, karena terdapat makam sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Saad bin Abi Waqas  dan para ulama yang menemaninya kala menyiarkan agama Islam pada zaman Dinasti Tang. Masjidnya berdiri megah dan menampung lebih dari 2000 jemaah kala Sholat Jumat berlangsung. Halamannya sangat luas dan rindang, juga bersih. Silahkan menyimak foto fotonya.

Tempat wudhu di sebelah kanan dan kiri masjid, airnya sangat sejuk dan bersih.
Halaman Masjidnya, gambar diambil dari samping masjid.
Gambar masjid diambil dari halaman utama.
Gambar diambil dari ujung belakang sebelah kanan masjid.
Atap masjid yang kental dengan arsitektur oriental
Mimbar khotbah dan Shaff untuk Imam.
Foto diambil dari pintu masjid.
Foto diambil dari halaman yang lebih rendah.
Ruang takmir Masjid dan Toilet.
Pintu masuk menuju kuburan ulama ulama Islam yang meninggal kala siar agama Islam.
Saya tidak bisa membanca huruf China, jadi ya tidak tahu artinya hehe
Gapura menuju Makam Saad bin Abi Waqas
Jalan yang unik dan rindang menuju makam.
Kubur rekan rekan Saad bin Abi Waqas.
foto diambil dari balik gapura makam.
Beberapa pengunjung yang ingin masuk ke dalam bangunan.
Makam Saad bin Abi Waqas, banyak orang mengaji di dalamnya. Saya tidak masuk kedalamnya untuk berfoto foto, menghormati orang orang yang sedang membaca doa di alam.
Gate sebelah selatan Masjid.
Pemberitahuan dari pengelola masjid.

Nah begitulah cerita saya selama beberapa hari di Guangzhou. Jadi tidak perlu takut dan ragu kesana karena alasan makanan dan susah untuk beribadah. Melancong dengan niat yang baik, In Shaa Allah akan dimudahkan oleh NYA. Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan inbox saja. Semoga bermanfaat dan berkenan. Segala yang benar dan sempurna hanyalah milik Allah SWT, kesalahan kebanyakannya datang dari umatnya. Terima kasih dan sampai jumpa pada cerita selanjutnya. Amin
Wassalamualaikum. Wr. Wb.