Sunday 8 January 2017

08 Januari 2017 wajib diingat Bonek

Assalamualaikum & Selamat Malam...

Hari ini, Minggu sekitar pukul 11.00 WIB di Hotel Aryaduta Bandung Indonesia, Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menyatakan bahwa Persebaya dipulihkan status keanggotaannya di PSSI di hadapan seluruh undangan Kongres PSSI. Sontak statement ini membuat hati para Bonek di seluruh dunia meledak gembira, termasuk para pecinta bola di tanah air, bahkan juga suporter di kawasan Asean. Nampaknya tanggal 08 Januari 2017 ini akan menjadi tanggal kedua yang selalu diingat Bonek setelah 18 Juni 1927.

Yah, perjuangan Bonek sejak 6 tahun lalu yang berdarah-darah membela Persebaya dari penindasan PSSI akhirnya berhasil. Terlalu banyak perjuangan yang mungkin jika saya ulas disini akan menghabiskan waktu seminggu untuk mengingat, menyebutkan, me-listing, lalu menuliskannya (ga hiperbola kan?). Mulai dari soal pengorbanan materi, waktu, hubungan keluarga & sosial, bahkan yang terakhir terjadi adalah 7 nyawa yang melayang. Tidak ada alat ukur yang dapat mem-value-kan perjuangan Bonek ini.
Salah satu perjuangan Bonek yaitu mendemo kantor AFC di Malaysia, yang saat itu tidak tegas menyikapi permasalahan sepakbola yang ditimbulkan oleh PSSI.

Proses perjuangan inilah sebenarnya yang menjadi perhatian para pecinta bola terhadap Bonek dan Persebaya. Publik sepak bola Indonesia tahu bahwa Bonek & Persebaya adalah korban dari ketidakbecusan organisasi sepakbola Indonesia dalam mengurus liga & segala persoalannya. Bukan hanya Bonek & Persebaya saja sebenarnya, bukan pula 7 klub yang menjadi kawan Persebaya & Bonek dalam periode perjuangannya, tapi hampir seluruh klub sepakbola Indonesia.

Hanya saja diluar 7 klub itu, klub mereka bernasib agak baik serta berada dalam zona nyaman dan aman. Kalo saja para suporter & manajemen tersebut terlalu bernyali kritis terhadap PSSI layaknya Bonek, diyakini klub mereka juga bakal menyusul dalam daftar blacklist PSSI. So, mau tidak mau ya harus nurut kebijakan PSSI dan dilarang protes kalo ingin klubnya selamat. Kalaulah protes, mungkin hanya melalui nyinyiran di sosial media, termasuk juga mendoakan Bonek & Persebaya.

Namun saya tidak akan membahas soal diatas terlalu jauh dan mendalam. Saya lebih ingin merefleksi kenikmatan perjuangan ini & hikmah dari tidak diakuinya Persebaya oleh PSSI dari perspektif saya pribadi. Agar menjadi referensi teman-teman Bonek termasuk saya untuk tidak jumawa pasca kemenangan melawan Penjajah Sepakbola Seluruh Indonesia. Keep Cool, Calm & Confident. *bukaniklanrokok

Tahun 1990 adalah tahun pertama kalinya saya menonton Persebaya. Saya tidak ingat Persebaya melawan klub mana & tanggal berapa. Yang saya ingat hanya Nenek saya tidak mengijinkan Pak'Lek mengajak saya sore itu ke Gelora 10 November menonton Persebaya lantaran terlalu bahaya untuk ukuran balita. Namun Pak'Lek saya bergeming & yakin "that everything gonna be OK".

Yah, Pak'Lek dan saya naik bemo dari  Karang Empat menuju Gelora yang jaraknya sekitar 3 KM, dekat kok. Bahkan lampu stadion gelora saja nampak jelas jika dilihat dari atas genteng rumah saya. Pak'Lek mendudukkan saya di pundaknya sambil berjalan memasuki lorong tribun sektor utama. Lalu saya tertidur di pangkuannya saat berada di stadion sambil memegang kacang dan sesaat terbangun kaget kala penonton lain berteriak.

Ingatan itu lalu membuat saya penasaran mengapa Embah saya melarang Pak'Lek mengajak saya dan pernah saya tanyakan kepada beliau. Dan dia menjawab "Bahaya, akeh tawuran, akeh copet, engko dusel duselan". Nah baru saya tahu bahwa menonton Persebaya itu beresiko tinggi. SD & SMP tidak pernah sekalipun saya nonton Persebaya langsung di stadion, apalagi waktu itu saya tinggal di Madura. Jelas ongkosnya mahal. Dan ayah saya lebih menggalakkan saya untuk mendengarkan RGS.

Barulah di masa SMA & kuliah saya rajin nyambangi Gelora, apalagi kalo bukan nonton Persebaya. Dan terus terang disaat ini lah juga saya mempunyai pengalaman buruk terhadap Bonek. Mulai dicopet di lyn WB oleh 3 orang yang mengenakan kaos Bonek saat menuju Gelora, kemudian helm ilang di parkiran Gelora, topi ilang saat berjalan di depan gelora & pemalakan.
Saya baru mengikuti komunitas Bonek saat berada di Batam, menambah seduluran & pandangan mengenai Persebaya. Dulunya hanya sebagai Bonek Eceran alias Liar hehe...

Belum lagi pengalaman yang pernah dialami oleh orang lain, misalnya ugal ugalan naik motor, pencurian barang yang ada di halaman rumah, pelecehan serta perusakan fasilitas umum. Semua itu sering terjadi saat Bonek mendukung Persebaya. Bahkan dulu saya selalu menasehati adik dan tante saya yang selalu pulang sore dari sekolah dan bekerja jika Persebaya bertanding agar mereka lebih waspada dan pulang lebih awal.

Namun bagi saya semua itu adalah konsekuensi sosial yang wajar terjadi dimanapun kamu menonton pertandingan sepakbola di Indonesia walaupun tidak semua terekspos di media. Namun dalam kurun waktu 6 tahun belakangan ini saya justru melihat pemandangan yang berbeda. Bahkan jarang mendengar berita negatif seputar ulah bonek terjadi di Surabaya.

Bonek yang dikenal sebagai suporter yang ganas perlahan berubah menjadi suporter yang lebih terdidik, kritis & melek bola. Hanya sesekali terdengar berita kurang sedap kala bertemu rival melintasi kota yang mempunyai basis massa Bonek yang banyak, serta vandalisme di stadion dan korban jiwa akibat minuman oplosan. Diluar berita itu adalah berita mengenai perjuangan heroik Bonek membela Persebaya.

Banyak kegiatan positif yang mereka gelar dalam masa "reses" ini. Mulai dari aksi damai Car Free Day, Seribu Lilin, Mendukung Timnas dimanapun berada, Membuat Event Eksebisi, pameran foto, dan yang terakhir adalah Parade Bela Persebaya. Sebenarnya masih banyak event-event lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu disini. Semua event seakan kontras dengan stigma negatif masyarakat terhadap Bonek. Bisa saya bilang 6 tahun ini adalah masa pendidikan & sekolah untuk Bonek. Nikmat kan?
Saya yakin bahwa stadion dapat menjadi tempat yang aman untuk para keluarga pecinta Persebaya.

Semoga dengan kembalinya Persebaya berkompetisi walaupun hanya di divisi utama, Bonek dapat mempertahankan "prestasi" ini dan tidak puas dengan pencapaian yang sudah dihasilkan. Masih panjang perjuangan dan banyak PR yang mesti diselesaikan oleh Bonek dalam mengawal Persebaya, terlebih PSSI masih diisi oleh orang-orang yang menipu Bonek & Persebaya. Bonek wajib menjadi barometer para suporter di Indonesia mencontohkan bagaimana caranya berjuang dan loyal terhadap klub-nya.

Stop Euforia yang berlebihan, jangan ada lagi perusakan & penjarahan, jangan lagi ada korban jiwa dari oplosan dan pertikaian, akhiri provokasi, tunaikan nazar yang kalian ucapkan seperti sebelum Persebaya belum diakui PSSI, perbanyak beribadah dan yang pasti tetap belajar menjadi suporter yang kritis dan berwawasan. Tidak ada perjuangan yang sia-sia, semuanya akan bermanfaat pada waktunya (kayak ceramah ketum PSSI nih) haha...

Selamat Malam & Sampai Jumpa di tulisan berikutnya....
Wassalam....

http://kl.antaranews.com/m/berita/1504/andik-vermansah-bersyukur-persebaya-kembali-diakui-pssi

http://www.netralnews.com/news/bola/read/46916/bintang.timnas.indonesia.bersyukur.persebaya.kembali.diakui.pssi

https://www.google.co.id/amp/s/m.tempo.co/amphtml/read/news/2017/01/09/099834172/persebaya-kembali-diakui-pssi-ini-kata-andik-vermansyah?client=safari

http://babe.news/id-id/read/10170510

http://www.arah.com/article/20070/andik-bersyukur-persebaya-kembali-berkompetisi.html

http://bola.bisnis.com/read/20170109/398/617876/persebaya-kembali-dari-malaysia-andik-bersyukur

http://www.pikiran-rakyat.com/olah-raga/2017/01/09/andik-vermansyah-berharap-persebaya-kembali-berjaya-390094

http://yontrisna.web.id/view/bola/2822335/andik_vermansyah_semoga_persebaya_melambung_tinggi.html

http://bola.liputan6.com/read/2822335/andik-vermansyah-semoga-persebaya-melambung-tinggi

Banyak lagi link-nya hehehe....

No comments:

Post a Comment